Banyaknya anggaran digelontorkan pemerintah untuk bidang pendidikan belum mampu mengangkat kualitas pendidikan di Aceh. Pada Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2011 misalnya, siswa Aceh menduduki peringkat terendah di Indonesia.
“Saya terkejut mendengarkan prestasi siswa Aceh di SNMPTN terendah di Indonesia,” kata Dr. Hetifah, anggota Komisi X DPR-RI asal Aceh di Banda Aceh, Selasa (26/7).
Menurutnya, prestasi yang dicapai siswa Aceh sekarang menjadi bahan evaluasi bagi semua elemen yang terlibat dalam dunia pendidikan di Aceh. Tolak ukur itu dinilai penting dalam membangun arah pendidikan lebih baik di masa mendatang, termasuk kelemahan selama ini.
Hetifah dan sejumlah anggota Komisi X DPR melakukan kunjungan kerja ke Aceh selama tiga hari, sejak 25 hingga 27 Juli. Pada hari pertama, pihaknya sudah bertemu dengan pimpinan universitas se-Aceh serta Kopertis Wilayah 1 Aceh-Sumut.
Dalam kesempatan tersebut, Pembantu Rektor (PR) Bidang Akademik Unsyiah Syamsul Rizal mengatakan, prestasi siswa Aceh bidang IPS pada SNMPTN 2011 menduduki peringkat 25 di Indonesia. Fakta ini bertolak belakang dengan anggaran besar yang dimiliki Aceh saat ini.
”Universitas perlu melakukan survei untuk mengetahui kinerja mereka, seperti persentase alumni yang sudah mendapatkan kerja atau belum. Jika perlu, kita bisa mengusulkan anggaran nantinya,” saran Hetifah.
Sementara itu, Raihan Iskandar, anggota Komisi X DPR RI asal Aceh lainnya secara terpisah mengatakan carut-marut pendidikan Aceh selama ini karena kurangnya komunikasi antara Pemerintah Aceh dengan akademisi.
”Komunikasi antara akademisi dengan Pemerintahan Aceh belum padu. Mungkin hal inilah yang harus dibina ke depan,” kata politisi PKS itu.mrd
Sumber : Harian Aceh
Anggaran Melimpah, Pendidikan Aceh Terendah di Indonesia
Posted by
Sang Penunggu Istana Daruddunia
On
19:55
3 Comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
masih banyak oknum yang berkepentingan pribadi baik eksekutif maupun legislatif atau bahkan yudikatif yang seharusnya menunjang pendidikan di aceh oleh karena itu maka pendidikan di aceh agak lambat untuk maju....
Penyamun besar adalah yang terdidik dan terlatih itu banyak di Dinas Pendidikan Aceh
buat saja kuliah seperti sulaiman dekan fkip unigha yang membuat mahasiswa dan calon guru bodoh. akibat nilai remedial, tanpa kuliah dapat nilai A. dan cepat dapat ijazah asal ada temui dekan fkip unigha sulaiman tanpa kuliah lhooo. maka guru di pidie banyak yang bodoh.