26 Juni 1874
Gubernur Aceh dan daerah taklukannya memerintahkan untuk menghubungkan tempat demarkasi pelabuhan Ulee Lheue dan Kutaraja dengan rel kereta api sepanjang 5 km dengan lebar spoor (rel) 1,067 meter.
12 Agustus 1876
Jalan kereta api Ulee Lheue resmi dibuka untuk umum dengan menghabiskan biaya 540.000 golden.
Tahun 1885
Jalur kereta api diteruskan hingga Gle Kameng-Indrapuri, namun hanya mampu mencapai Lambaro dengan alasan keamanan. Lebar spoor dikurangi menjadi 0,75 m dengan panjang 16 km.
Tahun 1886
Dibuka jalur dari Kutaraja – Lamnyong, sebuah jalur dari Tongah ke Pekan Kr. Cut dan rumah sakit militer Pante Pirak. Jalur ini digunakan untuk membawa orang luka dan sakit dari pos militer ke luar Aceh.
Januari 1898
Jalur kereta api diperpanjang hingga mencapai Seulimuem sepanjang 18 km dan dimanfaatkan untuk lalu lintas umum.
Tahun 1900
Gubernur Van Heutzs merencanakan perluasan jalur kereta api Seulimuem-Sigli-Lhokseumawe. Biaya ditaksir untuk membangun jalur ini sebesar 3 juta golden, biaya terbesar untuk membuat lintasan di pegunungan yang sangat berat.
15 September 1903
Jalur Beureneuen – Lameulo sepanjang 5 km siap dikerjakan dan dibuka untuk umum.
Tahun 1912
Pertemuan jalur kereta api lintasan Deli Pangkalan Berandan – Aceh dimulai. Jalur kereta api Langsa – Kuala Simpang resmi dibuka untuk umum
Tanggal 29 Desember 1919
Persambungan kereta api Deli Spoorweg Maatschappij dengan lintas Aceh diresmikan pemakaiannya. Total panjang jalur kereta api Aceh 450 km dengan total biaya 23 juta Golden.[]
Tahun 1982
Banda Aceh resmi sudah tidak memiliki hubungan kereta api lagi. Hal ini dikarenakan tidak mampu bersaing dengan sarana transportasi jalan raya yang sudah semakin baik dan onderdil yang semakin sulit dicari.
Tahun 1998-2004
Pada 1998 melalui dana APBN murni dibangun kembali relnya di kawasan Aceh Tamiang. Pembangunan rel yang sudah dibangun sepanjang 32 km dilaksanakan hingga 2004. Proyek ini dihentikan akibat musibah tsunami yang kemudian dilanjutkan lagi pada 2007.
Tahun 2007-2008
Pembangunan lanjutan rel kereta api 2007-2008 tidak dimulai dari Aceh Tamiang, tetapi dari Krueng Mane, Kabupaten Aceh Utara hingga Cunda, Kota Lhokseumawe sepanjang 28 km.
Tahun 2009
Dalam program lanjutan tahun 2009, Departemen Perhubungan menyediakan dana Rp32 miliar yang akan digunakan membangun fasilitas pendukung pada proyek 2007-2008 untuk operasional, seperti kantor dan stasiun.
Demikian rangkaian sejarah pembangunan rel kereta api Aceh dari masa ke masa (1874-2009). Sejarah perkereta apian aceh menyimpan sebuah misteri sejarah yang panjang dan berliku. Bagi masyarakat Aceh, generasi sekarang masih menghayal bisa naik kereta api seperti yang mereka toton dalam siaran televisi (lagee lam tivi-tivi).cra/hac/dbs
Tabel pembangunan jalur Kereta Api Aceh (KAA)
NO KOTA JARAK (KM) TAHUN ALOKASI DANA (RP)
1 Sp Mane-Bungkah-Kr. Geukuh-Bl. Pulo 20,4 2007 108 milyar
2 Bl. Pulo-Lhokseumawe dan Sp.Mane-Mns Alue 51,5 2008 772,5 milyar
3 Sigli – Mns Alue 100,6 2009 1.509 miliyar
4 Banda Aceh-Sigli 112 2010-2012 1.680 milyar
5 Lhokseumawe-Batas Sumut 199,5 2009-2012 2.992,5 milyar
Sumber: Data Kadishubkomintel Aceh - Rahmat RA ( Harian Aceh )
Kronologis Pembangunan Atjeh Tram - Geuritan Apui Aceh ( Kereta Api Aceh)
Posted by
Sang Penunggu Istana Daruddunia
On
11:36
1 Comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
kaya tapi han jeut ta keulola =="