Ribuan masyarakat Aceh melakukan zikir dan doa bersama mengenang 20 tahun kepergian ulama reformis Aceh Tengku Haji Ahmad Dewi, Sabtu (25/6).



Zikir dan doa bersama dilakukan di Masjid Almutaqqin, Kampung Idi Cut, Kecamatan Darul Aman, Kabupaten Aceh Timur. Semasa hidupnya, Tengku Haji Ahmad Dewi adalah pemimpin pesantren Balai Tempat Menuntut, sekaligus ulama kharismatik Aceh.

Dia juga dikenal sangat kritis terhadap kebijakan pemerintah semasa Orde Baru. Ironisnya, ulama besar ini hilang sejak 1991 dan hingga kini tidak diketahui dimana keberadaannya. Bahkan tidak ada satupun orang yang bertanggungjawab atas hilangnya Tengku Ahmad Dewi.

Zikir akbar yang dilanjutkan kenduri haul di komplek pesantren Balai Tempat Menuntut itu, dihadiri Wakil Gubernur Aceh Muhammad Nazar, Wakil Bupati Aceh Timur Nasruddin dan sejumlah pejabat tingkat Provinsi Aceh serta jajaran pemerintahan kabupaten setempat.

Acara zikir berlangsung khidmat dan ratusan warga yang hadir terlihat mengucurkan air mata. Dalam pidato sambutan, wakil Gubernur Aceh, Muhammad Nazar, mengatakan keberanian Tengku Akmad Dewi memberantas kejahatan di masyarakat, dan kritikan kepada kebijakan pemerintah jarang dimiliki orang lain.http://www.blogger.com/img/blank.gif

Bahkan jauh sebelum reformasi bergulir, ulama yang memiliki dua putra dan satu putri ini telah bersuara keras perlunya perubahan di Indonesia ke arah positif. Wagub Aceh pun menyebutkan Tengku Haji Ahmad Dewi merupakan keturunan tokoh besar Aceh melawan Belanda.

Dari informasi yang diperoleh Media Indonesia, almarhum semasa hidup mendirikan Barisan Tentara Merah, dengan 75 anggota, yang dididik untuk memberantas perjudian, minuman keras, dan pergaulan bebas di Aceh Timur, dan sekitarnya. (MR/OL-10)

Amiruddin Abdullah I Media Indonesia | Minggu, 26 Juni 2011
Sunber : http://www.theglobejournal.com