Kue Karah adalah sejenis penganan yang cukup populer dikalangan masyarakat Aceh terbuat dari tepung beras, berbentuk segitiga --sering juga berbentuk lipat dua. Masyarakat Aceh menjadikan kue ini juga sebagai bagian dari adat dan upacara-upacara tradisional, khususnya di Aceh Barat, pada upacara pernikahan dan juga acara-acara kematian. Misal di Khanduri Peuet Ploeh. Namun, kue ini juga dikenal akrab oleh masyarakat di beberapa kabupaten lainnya di Aceh.
Pasca musibah tsunami, begitu banyak penduduk yang kehilangan pekerjaannya. Mereka berupaya mencari uang kembali untuk memenuhi kebutuhan mereka. Salah satu usaha yang dikelola oleh ibu-ibu penduduk Aceh tersebut adalah pembuatan Kue Karah, kue khas masyarakat Aceh.
Membuat kue karah merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh kebanyakan ibu-ibu di Banda Aceh. Kebanyakan ibu yang sudah berusia di atas 40 tahun dan umumnya berdagan sampai belasan tahun. Hal ini dilakukan para ibu penduduk Aceh karena keuntungan yang dihasilkan memang sedikit, namun usahanya tidak sekeras menjadi nelayan. Selain itu, para ibu bisa memperoleh uang tambahan untuk membantu anak-anak mereka untuk membeli makanan ringan di sekolah.
Para ibu di Aceh biasanya membuat kue karah secara individu dan dengan peralatan sederhana. Bahan-bahannya adalah minyak goreng, minyak tanah, tepung, kuali, dan lain sebagainya. Kue-kue ini biasanya dipasarkan ke Banda Aceh, Lhok Nga, Ule Kareng, Lambaro, Penayong, dan Cot Ke’eng
Sumber :www.acehpedia.org
Pasca musibah tsunami, begitu banyak penduduk yang kehilangan pekerjaannya. Mereka berupaya mencari uang kembali untuk memenuhi kebutuhan mereka. Salah satu usaha yang dikelola oleh ibu-ibu penduduk Aceh tersebut adalah pembuatan Kue Karah, kue khas masyarakat Aceh.
Membuat kue karah merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh kebanyakan ibu-ibu di Banda Aceh. Kebanyakan ibu yang sudah berusia di atas 40 tahun dan umumnya berdagan sampai belasan tahun. Hal ini dilakukan para ibu penduduk Aceh karena keuntungan yang dihasilkan memang sedikit, namun usahanya tidak sekeras menjadi nelayan. Selain itu, para ibu bisa memperoleh uang tambahan untuk membantu anak-anak mereka untuk membeli makanan ringan di sekolah.
Para ibu di Aceh biasanya membuat kue karah secara individu dan dengan peralatan sederhana. Bahan-bahannya adalah minyak goreng, minyak tanah, tepung, kuali, dan lain sebagainya. Kue-kue ini biasanya dipasarkan ke Banda Aceh, Lhok Nga, Ule Kareng, Lambaro, Penayong, dan Cot Ke’eng
Sumber :www.acehpedia.org